TUGAS KELOMPOK


Aplikasi Fermentasi Buah untuk Produk Pengolahan


1. Tujuan [kembali]

  1. Mempelajari cara kerja sensor yang ada.
  2. Mempelajari prinsip kerja Aplikasi Fermentasi Buah untuk Produk Pengolahan menggunakan sensor suhu, sensor ph, sensor gas (co2 dan o2), sensor alkohol, sensor tekanan, sensor kelembapan, sensor massa.
  3. Mempelajari simulasi rangkaian Aplikasi Fermentasi Buah untuk Produk Pengolahan menggunakan sensor suhu, sensor ph, sensor gas (co2 dan o2), sensor alkohol, sensor tekanan, sensor kelembapan, sensor massa.

2. Alat dan Bahan [kembali]

  •   1. Voltmeter


    DC Voltemeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mnegukur tegangan DC. 

    2. Baterai

         Digunakan sebagai sumber tegangan pada rangkaian.
      Konfigurasi pin

         Spesifikasi

    2.2 Bahan
    1. Resistor

    Spesifikasi resistor yang digunakan:

    a. Resistor 10 ohm

    b. Resistor 220 ohm

    c. Resistor 10k ohm


                Datasheet resistor

     

    2. Logic State

         


    3. Transistor NPN


                    Transistor NPN merupakan jenis transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor. Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal, dan lain lain. 

        Spesifikasi dan konfigurasi pin:

    Spesifikasi

    4. Relay


    Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. 

    Spesifikasi tipe relay: 5VDC-SL-C
    Tegangan coil: DC 5V
    Struktur: Sealed type
    Sensitivitas coil: 0.36W
    Tahanan coil: 60-70 ohm
    Kapasitas contact: 10A/250VAC, 10A/125VAC, 10A/30VDC, 10A/28VDC
    Ukuran: 196154155 mm
    Jumlah pin: 5

    Konfigurasi Pin

     Datasheet Relay


    5. Dioda




    Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur).

    6. LED
                             
     

    7. OP-AMP


    Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.

     


    8. Motor DC


    Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. 
    Konfigurasi Pin

     Pin 1 : Terminal 1

     Pin 2 : Terminal 2

                    Spesifikasi Motor DC

Buzzer Features and Specifications

    • Rated Voltage: 6V DC
    • Operating Voltage: 4-8V DC
    • Rated current: <30mA
    • Sound Type: Continuous Beep
    • Resonant Frequency: ~2300 Hz 
    • Small and neat sealed package
    • Breadboard and Perf board friendly
     10.  Switch 

    Features 
    • Constant ON resistance for signals ±10V and 100 kHz connection diagram
     • tOFF < tON. break before make action
     • Open switch isolation at 1.0 MHz -50 dB
     • < 1.0 nA leakage in OFF state • TTL. DTL. RTL direct drive compatibility
     • Single disable pin turns all sWitches in package OFF  


    11. POWER SUPPLY


    3. Dasar Teori [kembali]

      • Sensor Konduktivitas



          • Sensor konduktivitas bekerja dengan mengukur kemampuan larutan untuk menghantarkan arus listrik, yang bergantung pada jumlah ion yang ada di dalam larutan. 
          • Sensor ini dilengkapi dengan dua elektroda yang ditempatkan dalam larutan yang akan diuji. 
          • Ketika sensor diberikan tegangan kecil, arus listrik akan mengalir antara elektroda, dan aliran listrik ini dipengaruhi oleh jumlah ion yang ada. 
          • Semakin banyak ion dalam larutan, semakin rendah resistansi listrik, dan semakin tinggi konduktivitasnya. Sensor kemudian mengukur resistansi antara elektroda, yang dihitung untuk menentukan konduktivitas larutan dalam satuan Siemens per meter. 
          • Karena suhu dapat mempengaruhi konduktivitas (ion bergerak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi), sensor konduktivitas umumnya dilengkapi dengan pengukur suhu untuk mengoreksi pengaruh suhu terhadap pengukuran. 
          • Hasil pengukuran konduktivitas ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi ion dalam larutan, dan sensor biasanya dikalibrasi menggunakan larutan standar untuk memastikan akurasi pengukuran.

        Gambar Rangkaian dalam Sensor Konduktivitas 


        Rangkaian Wien Bridge Oscillator menggunakan kombinasi resistor (1.5 kΩ) dan kapasitor (0.1 µF) untuk menentukan frekuensi osilasi. Jaringan RC ini terdiri dari dua cabang: satu cabang resistor dan kapasitor yang terhubung seri, dan satu cabang resistor dan kapasitor yang terhubung paralel. Jaringan ini bekerja sebagai filter yang hanya memungkinkan sinyal pada frekuensi tertentu untuk melewati dan menghasilkan osilasi yang stabil. Dengan nilai 
         dan C = 0.1μF, Frekuensi osilasi sekitar 1 kHz dihasilkan. Frekuensi ini dipilih karena ideal untuk mencegah elektrolisis pada larutan.

        IC TL07 adalah op-amp yang digunakan untuk memperkuat sinyal yang dihasilkan oleh jaringan RC. Amplifikasi dilakukan dengan memberikan umpan balik positif ke input non-inverting op-amp. Umpan balik positif ini memastikan sinyal yang dihasilkan memiliki amplitudo yang cukup untuk terus berosilasi. Selain itu, IC TL07 juga menerima umpan balik negatif melalui potensiometer (resistor variabel) yang mengontrol penguatan (gain) rangkaian. Dengan penguatan yang optimal, osilasi sinyal tetap stabil tanpa distorsi. 

        Rangkaian menggunakan potensiometer untuk mengatur feedback negatif, yang berfungsi menstabilkan amplitudo sinyal. Feedback negatif mengurangi penguatan jika amplitudo sinyal terlalu besar, sehingga mencegah distorsi atau osilasi berlebih. Dengan cara ini, amplitudo sinyal dijaga konstan pada 1 Volt, yang merupakan level ideal untuk digunakan dalam eksitasi elektroda sensor. Proses ini memastikan sinyal yang dihasilkan memiliki karakteristik yang konsisten dan dapat diandalkan. 

        Voltage follower menggunakan konfigurasi op-amp (dalam hal ini IC OP07) di mana output langsung diumpankan kembali ke input inverting (-), sementara sinyal input diberikan ke terminal non-inverting (+). 

        Sinyal sinusoidal 1 Volt dari Wien Bridge Oscillator diterima oleh voltage follower.
        Voltage follower memastikan bahwa sinyal sinusoidal tetap memiliki Amplitudo 1 Volt, Frekuensi 1 kHz, Tanpa distorsi atau noise tambahan.
        Sinyal keluaran dari voltage follower kemudian digunakan untuk mengaktifkan relay pada bagian akhir rangkaian. Relay ini dapat digunakan untuk berbagai fungsi kontrol, seperti menghubungkan atau memutus rangkaian daya, atau meneruskan sinyal ke rangkaian sensor untuk eksitasi probe.

        Sinyal AC dari osilator diterapkan pada elektroda sensor yang ditempatkan dalam larutan. Elektroda ini menjadi bagian dari Wheatstone Bridge, di mana resistansi larutan menggantikan salah satu cabang jembatan. Resistansi larutan bervariasi berdasarkan jumlah ion dalam larutan, sehingga mencerminkan tingkat konduktivitasnya. Larutan dengan lebih banyak ion memiliki resistansi lebih rendah dan konduktivitas lebih tinggi. 

        Wheatstone Bridge mendeteksi perubahan resistansi larutan dengan menghasilkan tegangan output yang sebanding dengan nilai resistansi larutan. Tegangan ini mencerminkan tingkat konduktivitas larutan.

        Tegangan dari Wheatstone Bridge diperkuat oleh differential amplifier berbasis IC CA3140. Amplifier ini meningkatkan sensitivitas rangkaian terhadap perubahan kecil pada resistansi larutan. Penguatan ini memastikan bahwa sinyal memiliki level yang cukup untuk diproses tanpa kehilangan detail pengukuran

        Setelah diperkuat, sinyal melewati voltage follower untuk memastikan stabilitas dan mencegah gangguan dari rangkaian berikutnya. Selanjutnya, sinyal AC diubah menjadi sinyal DC menggunakan precision rectifier berbasis IC LM358. Sinyal DC ini linier terhadap resistansi larutan, sehingga mudah digunakan dalam perhitungan tingkat konduktivitas

        Sinyal DC dari rectifier dikirim ke mikrokontroler untuk diubah menjadi data digital melalui ADC (Analog-to-Digital Converter). Mikrokontroler kemudian menghitung nilai konduktivitas (κ\kappa) menggunakan hubungan antara resistansi, panjang elektroda, dan luas elektroda. Nilai konduktivitas yang dihitung dapat ditampilkan pada layar LCD, disimpan, atau dikirim ke sistem lain untuk analisis.

        Pada nilai konduktivitas rendah (0–200 μS/cm), hubungan antara tegangan keluaran dan konduktivitas bersifat linear, dengan persamaan y=0.009x+0.003y = 0.009x + 0.003 dan koefisien determinasi (R2=0.992R^2 = 0.992) yang menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi. Hal ini berarti tegangan keluaran sensor meningkat secara proporsional dengan konduktivitas cairan, karena resistansi cairan masih cukup signifikan untuk menghasilkan perubahan arus yang linear.

        Namun, pada nilai konduktivitas yang lebih tinggi (>200 μS/cm), hubungan menjadi logaritmik, mengikuti persamaan y=1.093ln(x)4.063y = 1.093ln(x) - 4.063 dengan R2=0.999R^2 = 0.999, menunjukkan hubungan yang sangat presisi. Dalam rentang ini, tegangan keluaran sensor meningkat lebih lambat meskipun konduktivitas cairan terus bertambah. Fenomena ini terjadi karena resistansi cairan menjadi sangat rendah, sehingga pengaruh perubahan konduktivitas terhadap arus yang mengalir mulai berkurang. Titik transisi dari hubungan linear ke logaritmik terjadi sekitar konduktivitas 200 μS/cm, yang mencerminkan perubahan sensitivitas sensor terhadap perubahan konduktivitas.

        Dengan model matematis ini, sensor dapat digunakan untuk mengukur konduktivitas cairan dengan akurasi tinggi di dua rentang berbeda. Pada rentang rendah, hubungan linear mempermudah perhitungan konduktivitas langsung dari tegangan keluaran, sedangkan pada rentang tinggi, hubungan logaritmik membantu mendeteksi nilai konduktivitas besar dengan lebih stabil meskipun perubahan tegangan lebih kecil. Sensor ini sangat cocok untuk aplikasi seperti pemantauan kualitas air, di mana rentang konduktivitas dapat sangat bervariasi.

      • Sensor Gas

        • Prinsip Kerja: Menggunakan elemen sensitif yang bereaksi dengan gas tertentu, menghasilkan perubahan resistansi atau tegangan yang dapat diukur.
        • Kategori:
          • Pasif/Aktif: Aktif (memerlukan sumber daya eksternal untuk bekerja).
          • Analog/Digital: Biasanya analog, karena menghasilkan tegangan sebanding dengan konsentrasi gas.
          • Fisika/Kimia/Biologi: Kimia (reaksi dengan molekul gas).
          • Thermal/Mekanis/Optik: Tidak termasuk kategori ini secara langsung.
        Grafik Respon

        Grafik menunjukkan perubahan tegangan (V) yang mengikuti pola osilasi konsentrasi gas, disertai dengan sedikit noise untuk simulasi kondisi nyata.


      • Sensor LM35

        • Prinsip Kerja: Menggunakan elemen semikonduktor untuk menghasilkan tegangan keluaran yang proporsional dengan suhu.
        • Kategori:
          • Pasif/Aktif: Aktif (memerlukan sumber daya eksternal).
          • Analog/Digital: Analog (menghasilkan tegangan linier terhadap suhu).
          • Fisika/Kimia/Biologi: Fisika (suhu).
          • Thermal/Mekanis/Optik: Thermal.

      • LM35 menggunakan dua transistor diferensial yang memiliki area emitter berbeda. Salah satu transistor memiliki area emitter yang lebih besar, sehingga arus yang mengalir melalui masing-masing transistor akan berbeda. Perbedaan densitas arus ini menghasilkan tegangan pada resistor tertentu, yang proporsional terhadap suhu absolut (dalam Kelvin). Tegangan yang dihasilkan oleh transistor ini, meskipun tergantung pada suhu, perlu diperkuat dan disesuaikan agar sesuai dengan skala Celsius.

        Untuk itu, rangkaian menggunakan amplifier penguat (A1) yang berfungsi untuk menjaga tegangan pada basis transistor tetap stabil dan proporsional terhadap suhu absolut, serta memperbaiki hubungan antara output dan suhu. Pada tahap berikutnya, sumber arus konstan (I) digunakan untuk memastikan bahwa arus yang mengalir melalui transistor tetap stabil, yang penting untuk menjaga ketepatan pengukuran suhu.

        Setelah sinyal suhu diperoleh, amplifier output (A2) mengonversi tegangan yang sebanding dengan suhu absolut menjadi tegangan yang lebih mudah dibaca dan linear terhadap suhu dalam skala Celsius. Dengan penguatan dan kompensasi dari berbagai komponen ini, LM35 menghasilkan tegangan output yang meningkat sebesar 10 mV untuk setiap kenaikan suhu 1°C, memungkinkan pengguna untuk mengukur suhu dengan presisi tinggi dan linearitas yang sangat baik.

        Keseluruhan proses ini memungkinkan LM35 untuk memberikan pengukuran suhu yang akurat dan mudah digunakan dalam aplikasi elektronik, dengan ketepatan tinggi tanpa memerlukan kalibrasi eksternal.

    LM35 menghasilkan tegangan output yang berbanding lurus dengan suhu yang diukur. Ketika suhu naik, tegangan output meningkat sebesar 10 mV untuk setiap kenaikan 1°C. Sensor ini memberikan pengukuran suhu yang sangat presisi dan linear tanpa memerlukan kalibrasi eksternal. Semua komponen bekerja bersama untuk menghasilkan sinyal yang dapat diproses lebih lanjut, menjadikan LM35 ideal untuk aplikasi pengukuran suhu dalam berbagai perangkat elektronik.

    Dengan prinsip ini, LM35 memberikan kemudahan dalam pengukuran suhu dengan ketepatan yang tinggi dan digunakan secara luas dalam aplikasi pengendalian suhu atau monitoring suhu otomatis.

    Spesifikasi Sensor suhu IC LM35  : 
    • Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. 
    • Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu25ºC  
    • Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC. 
    • Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA. 
    • Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam. 
    • Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

      Grafik respon


     

      • Sensor Loadcell

          

          Sensor Load Cell merupakan sensor yang dirancang untuk mendeteksi tekanan atau berat sebuah beban. Sensor load cell umumnya digunakan sebagai komponen utama pada sistem timbangan digital. Pengukuran yang dilakukan oleh load cell menggunakan prinsip tekanan. Tingkat ke-akurasian suatu timbangan digital tergantung dari jenis dan tipe Load Cell yang dipakai.
          Load cell terdiri dari beberapa tipe, diantaranya adalah Load Cell Double Ended Beam, Load Cell Single Ended Beam, Load Cell S Beam, Load Cell single Point, Load Cell type Canister, dan sebagainya. Load Cell yang paling sederhana adalah load cell yang terdiri dari Bending beam dan strain gauge.

      Prinsip Kerja
          Prinsip kerja load cell berdasarkan rangkaian Jembatan Wheatstone. Selama proses penimbangan akan mengakibatkan reaksi terhadap elemen logam pada load cell yang mengakibatkan gaya secara elastis. Gaya yang ditimbulkan oleh regangan ini dikonversi ke dalam sinyal elektrik oleh strain gauge (pengukur regangan) yang terpasang pada load cell.
      Strain gauge adalah sebuah konduktor yang diatur sedemikian rupa dengan pola zig-zag dan terdapat di permukaan membrane.     Ketika terjadi peregangan membrane, otomatis resistansinya mengingkat. Strain gauge berfungsi sebagai sensor untuk mengukur berat benda atau barang dalam ukuran besar. Umumnya sensor strain gauge ini terdapat pada jembatan timbang atau timbangan truk (truck scale).
      Secara fisik strain gauge berupa grid metal foil cukup tipis yang melekat pada permukaan Load Cell. Akibat adanya beban di load cell maka terjadi strain lalu ditransmisikan ke foil grid. Tahanan dari foil grid ini mengalami perubahan dengan nilai sebanding strain induksi beban.
          Umumnya strain gauge memiliki sensor tipe metal foil dimana proses photoeching kemudian membentuk konfigurasi grid. Prosiesnya sendiri sangat sederhana sehingga bisa dibuat beragam ukuran gauge maupun bentuk grid. Gauge memiliki ukuran terpendek 0.20 mm dan 102 mm untuk ukuran terpanjang. Untuk tahanan standar 350 ohm namun ada juga gauge dengan tahanan 500 ohm - 10.000 ohm untuk kepentingan khusus.

      Spesifikasi Kerja

      1. Bekerja pada tegangan rendah 5-10 VDC atau 5-10 VAC
      2. Ukuran sensor kecil dan praktis
      3. Input atau output resistansi rendah
      4. Nonlinearitas 0.05%
      5. Range temperatur kerja -10oC sampai +50oC



    • Sensor Kelembapan HIH 5030

      • Prinsip Kerja: Menggunakan elemen kapasitif untuk mendeteksi kelembapan relatif udara, menghasilkan tegangan proporsional.
      • Kategori:
        • Pasif/Aktif: Aktif (memerlukan sumber daya eksternal).
        • Analog/Digital: Analog (tegangan berubah dengan kelembapan).
        • Fisika/Kimia/Biologi: Fisika (kelembapan udara).
        • Thermal/Mekanis/Optik: Tidak termasuk kategori ini secara langsung
      Grafik Respon


      Grafik menunjukkan tegangan (V) yang berubah mengikuti variasi kelembapan relatif. 


    • 20).  Sensor PH

    Rentang Pengukuran: 0 hingga 14 pH.

    Resolusi: 0.01 pH (standar).
    Akurasi: ±0.1 pH atau lebih baik (tergantung model).
    Tegangan Operasi: Biasanya 3.3V atau 5V untuk modul sensor berbasis mikrokontroler.
    Output Sensor: Analog (tegangan proporsional dengan pH). Digital (RS485, Modbus, atau I2C untuk sensor industri).
    Suhu Operasional: Biasanya 0°C hingga 60°C (untuk sensor standar). Sensor industri dapat bekerja hingga 100°C dengan kompensasi suhu.
    Material Elektroda: Kaca khusus tahan terhadap larutan korosif. Bodi pelindung berbahan plastik atau stainless steel untuk aplikasi berat

     

    • Resistor

    Resistor atau disebut juga dengan hambatan adalah komponen  elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengukur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan dari resistor adalah ohm. Nilai resistor biasanya diawali dengan kode angka ataupun gelang warna yang tedpat di badan resistor. Hambatan resistor disebut juga dengan resistansi. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm :





    Op-Amp


    Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.

    Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
    a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
    b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
    c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
    d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)

    Amplifier Operasional:

    Penguat Pembalik:

    Istilah berikut digunakan dalam rumus dan persamaan untuk Penguatan Operasional.

    ·         f  = Resistor umpan balik

    ·         in  = Resistor Masukan

    ·         in = Tegangan masukan

    ·         keluar  = Tegangan keluaran

    ·         Av  = Penguatan Tegangan

    Penguatan tegangan:

    Gain loop dekat dari penguat pembalik diberikan oleh;

    Tegangan Keluaran:

    Tegangan keluaran tidak sefasa dengan tegangan masukan sehingga dikenal sebagai  penguat pembalik .


    Penguat Penjumlahan:

     

    Tegangan Keluaran:

    Output umum dari rangkaian yang diberikan di atas adalah;



    Jumlah Tegangan Input Amplifikasi Terbalik:

    jika resistor inputnya sama, outputnya adalah jumlah tegangan input yang diskalakan terbalik,

    Jika R 1  = R  = R 3  = R  = R


    Output yang Dijumlahkan:

    Ketika semua resistor dalam rangkaian di atas sama, outputnya adalah jumlah terbalik dari tegangan input.

    Jika R f  = R 1  = R  = R 3  = R  = R;

    keluar  = – (V  + V 2  + V 3  +… + V n )

    Penguat Non-Pembalik:

    Istilah yang digunakan untuk rumus dan persamaan Penguat Non-Pembalik.

    ·         f  = Resistor umpan balik

    ·         R = Resistor Tanah

    ·         masuk = Tegangan masukan

    ·         keluar  = Tegangan keluaran

    ·         Av  = Penguatan Tegangan

    Keuntungan Penguat:

    Gain total penguat non-pembalik adalah;

    Tegangan Keluaran:

    Tegangan output penguat non-pembalik sefasa dengan tegangan inputnya dan diberikan oleh;


    Unity Gain Amplifier / Buffer / Pengikut Tegangan:

    Jika resistor umpan balik dilepas yaitu R f  = 0, penguat non-pembalik akan menjadi pengikut / penyangga tegangan 



    Penguat Diferensial:



    Istilah yang digunakan untuk rumus Penguat Diferensial.

    ·         f  = Resistor umpan balik

    ·          = Resistor Input Pembalik

    ·          = Resistor Input Non Pembalik

    ·         R g  = Resistor Ground Non Pembalik

    ·         a = Tegangan input pembalik

    ·         b = Tegangan Input Non Pembalik

    ·         keluar  = Tegangan keluaran

    ·         Av  = Penguatan Tegangan

    Keluaran Umum:

    tegangan keluaran dari rangkaian yang diberikan di atas adalah;



    Keluaran Diferensial Berskala:

    Jika resistor R f  = R g   & R  = R  , maka output akan diskalakan perbedaan dari tegangan input;



    Perbedaan Penguatan Persatuan:

    Jika semua resistor yang digunakan dalam rangkaian adalah sama yaitu R a  = R  = R  = R  = R, penguat akan memberikan output yang merupakan selisih tegangan input;

    keluar  = V  – V a

    Penguat Pembeda



     

    Penguat Operasional jenis ini memberikan tegangan output yang berbanding lurus dengan perubahan tegangan input. Tegangan keluaran diberikan oleh;



    Input gelombang segitiga => Output gelombang persegi panjang

    Input gelombang sinus => Output gelombang kosinus

    Penguat Integrator



     

    Penguat ini memberikan tegangan keluaran yang merupakan bagian integral dari tegangan masukan.

    • Kapasitor

    Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan eletron selama waktu tertentu atau komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik yang terdiri dari dua konduktor dan dipisahkan oleh dua penyekat tiap konduktor disebut keeping  

    beberapa fungsi kapasitor diantaranya:

    1. Fungsi kapasitor sebagai kopling penghubung antara rangkaian. Kopling kapasitor akan memblok tegangan DC dan mengalirkan sinyal AC.
    2. Sebagai penyaring atau filter untuk meredam tegangan ripple pada rangkaian power supply.
    3. Sebagai peredam noise pada rangkaian.
    4. Kapasitor sebagai penghemat daya listrik PLN.
    5. Sebagai pelindung saklar dari loncatan api pada saat terhubung terutama pada tegangan tinggi.

    • Ground

    Ground adalah titik yang dianggap sebagai titik kembalinya arus listrik arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan (referensi) dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik di dalam rangkaian elektronika.

    Kegunaan ground

    1. Titik kembalinya arus atau sinyal listrik
    2. Pelindung terhadap gelombang elektromagnetik dari udara sekitar
    3. Pengaman setrum jika ada kerusakan (ground sesungguhnya)
    4. Titik patokan (referensi) tegangan atau sinyal dari berbagai titik di rangkaian
    5. Menghilangkan dengung pada penguat audio
    6. Mengurangi noise pada penguat audio (amplifier)dll
    • Baterai 

    Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda. Terminal bertanda negatif adalah sumber elektron yang akan mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke terminal positif. Ketika baterai dihubungkan ke beban listrik eksternal, reaksi redoks mengubah reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi lebih rendah, dan perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal sebagai energi listrik. Secara historis istilah "baterai" secara khusus mengacu pada perangkat yang terdiri dari beberapa sel, namun penggunaannya telah berkembang untuk memasukkan perangkat yang terdiri dari satu sel.

    Prinsip operasi

    Baterai mengubah energi kimia lansung menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari sejumlah sel volta. Tiap sel terdiri dari 2 sel setengah yang terhubung seri melalui elektrolit konduktif yang berisi anion dan kation. Satu sel setengah termasuk elektrolit dan elektrode negatif, elektrode yang di mana anion berpindah; sel-setengah lainnya termasuk elektrolit dan elektrode positif di mana kation berpindah. Reaksi redoks akan mengisi ulang baterai. Kation akan tereduksi (elektron akan bertambah) di katode ketika pengisian, sedangkan anion akan teroksidasi (elektron hilang) di anode ketika pengisian. Ketika digunakan, proses ini dibalik. Elektrodanya tidak bersentuhan satu sama lain, tetapi terhubung via elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit yang berbeda untuk tiap sel setengah. Sebuah separator dapat membuat ion mengalir di antara sel-setengah dan bisa menghindari pencampuran elektrolit



    • Transistor NPN


    Istilah PNP dan NPN diambil dari polaritas arus yang bekerja pada transistor. NPN artinya tipe transistor yang bekerja atau mengalirkan arus negative dengan positif sebagai biasnya. Transistor NPN mengalirkan arus negatif dari emitor menuju ke kolektor. Emitor berperan sebagai input dan kolektor berperan sebagai output apabila transistor tersebut diberikan arus positif pada basisnya.

    Sebalknya transistor PNP  mengalirkan arus dari emitor menuju kolektor. Emitor difungsikan sebagai input dan kolektor sebagai outpurnya jika nasisnya dialiri arus negative

    • Sensor gas


    Sensor Asap MQ2 di gunakan sebagai sensor deteksi Alkohol, H2, LPG, CH4, CO, Asap, dan Propane, Sensor ini sangat cocok di gunakan untuk alat emergensi sebagai deteksi gas-gas, seperti deteksi kebocoran gas, deteksi asap untuk pencegahan kebakaran dan lain lain. sangat penting untuk menghindari kejadian-kejadian yang dapat mengancam nyawa pekerja maupun hewan atau tumbuhan yang berada di sekitar area tersebut, karena beberapa jenis gas bisa sangat membahayakan.

    Sensor gas dapat membaca segala jenis gas yang mematikan, seperti gas yang mudah terbakar, gas beracun, gas yang dapat menimbulkan ledakan, dn jika adanya gejala pengurangan oksigen. Sensor ini dapat kita temui di berbagai jenis perusahaan dan tempat, seperti tambang minyak dan sebagainya, alat ini juga mungkin terdapat di stasiun pemadam kebakaran. Biasanya alat ini menggunakan batere untuk beroperasi. Alat ini mengirimkan sinyal peringatan menggunakan suara atau gambaran, seperti sinar lampu flashlight ataupun alarm yang bersuara nyaring saat terdapat konsentrasi gas yang dapat membahayakan bagi area tersebut. Saat alat ini merasakan konsentrasi gas yang membahayakan melebihi level yang telah di atur pada alat tersebut, alarm atau sinyal akan diaktifkan. Pada awalnya, detektor diproduksi untuk mendeteksi hanya satu jenis gas, tetapi alat sensor modern dapat mendeteksi beberapa gas beracun atau mudah terbakar, atau bahkan kombinasi dari kedua jenis.

    Sensor gas dapat di golongkan dari cara pengerjaannya (semikonduktor, oksidasi, katalis, infrared, dan lain sebagainya). Ada dua jenis sensor gas, yaitu sensor gas portable dan sensor gas yang terpasang. Jenis sensor yang pertama merupakan alat sensor yang dapat di gunakan selagi berkeliling, yang biasanya di pasang di saku, sabuk atau topi pegawai. Jenis sensor ke dua yaitu alat sensor yang telah terpasang, biasanya alat sensor ini di pasang di dekat ruang control, dan biasanya dapat membaca lebih dari satu jenis gas yang berbahaya

    • LED

    LED atau singkatan dari light emmiting diode merupakan alat yang mengeluarkan cahaya, dalam hal ini kita menggunakan sebagai indicator, apakah rangkaiannya berfungsi atau tidak. Pemasangan kutub pada LED tidak boleh terbalik karena apabila kutubnya terbalik maka LED tersebut tidak akan menyala.LED memiliki karakteristik yang berbeda-beda menurut watna yang dihasilkan. Semakain tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan adalah 10 mA – 20 mA dam pada tegangan 1.6 V – 3.5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari tersebut maka LED akan terbakar.

    • Relay


    Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat  pada batang besi atau solenoid di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi  pada solenoid sehingga kotak saklar akan menutup. Pada saat rus dihentikan, gaya magnet akan dihentikan, gaya magnet akan hilang. Tuas akan kembali ke posisi semuladan kontak saklar kembali terbuka.relay biasanya digunakan untuk menggerakan arus atau tegangan yang besar

    Pada dasarnya relay terdiri  dari 4 komponen dasar yaitu:

    1. Electromagnet
    2. Armature
    3. Switch contact point (saklar)
    4. Spring

    Kontak poin relay terdiri atas dua yaitu :

    1.Normally close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan  akan selalu berada di posisi close

    2. Normally open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan  akan selalu berada di posisi open

    • Logicstate

    Adalah suatu ensitas dalam elektronika dan matematika boelan  yang mengubah satu atau beberapa masukan logik  menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Logictate atau gerbang logika terutama diimlementasika secara elektronis menggunakan diode atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun menggunakan susunan komponen-konponen yang memanfaatkan sifat sifat eletromagnetik, cairan, optic, bahkan mekanik.

    • Motor


    Terdiri atas dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Pada tator terdapat lilitan atau magnet permanen , sedangkan rotor adalah bagian yang dialiri dengan sumber arus DC. Arus yang melalui medan magnet inilah yangdapat menyebabkan rotor dapat berputar . arah gaya electromagnet yang ditimbulkan akibat medan magnet yang dilalui oleh arus dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan. Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan , yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya.

    Prinsip kerja motor DC

    Terdapat dua bagian utama pada sebuah motor listrik DC, yaitu stator dan rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan rotor adalah bagian yang berputar, terdiri dari kumparan jangkar. Pada prinsipnya motor DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan sebaliknya. Karena kutub utara dan selatan kumparan bertemu maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.



    Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.

    4. Percobaan[kembali]

    A. Langkah-langkah 

    - siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan

    - letakkan alat dan bahan sesuai dengan gambar rangkaian 

    - sambungkan semua rangkaian seperti pada gambar rangkaian

    - terakhir jalankan rangkaian            

    B. Prinsip kerja

        Gambar Rangkaian

        Aplikasi fermentasi buah bekerja dengan memantau dan mengendalikan parameter kunci secara otomatis untuk memastikan proses fermentasi berjalan optimal. Sensor kelembapan dan suhu lingkungan mengontrol perangkat pendukung seperti pendingin, pemanas, atau pelembap untuk mempertahankan kondisi ideal, sementara sensor pH memastikan tingkat keasaman berada pada rentang yang mendukung aktivitas mikroorganisme. Selama fermentasi aktif, sensor gas memonitor produksi karbon dioksida (CO₂) sebagai indikator fermentasi yang aktif dan mendeteksi kadar oksigen untuk menjaga kondisi anaerob. Sensor tekanan digunakan untuk mengukur akumulasi gas di dalam wadah, dan jika tekanan berlebih terdeteksi, sistem secara otomatis membuka katup pelepas gas. Sensor alkohol memantau kadar etanol untuk menentukan kapan fermentasi selesai. Jika terjadi anomali seperti perubahan suhu atau tekanan yang tidak wajar, sistem melakukan tindakan otomatis, seperti menstabilkan suhu atau melepaskan tekanan.   

     

          2 Sensor 1 output

    Rangkaian ini berbasis dua sensor, yaitu sensor suhu (LM35) dan sensor kelembapan, untuk mengontrol perangkat pemanas dan pendingin. Sensor suhu LM35 menghasilkan tegangan keluaran yang sebanding dengan suhu yang diukur. Tegangan ini dialirkan ke detektor berbasis op-amp LM741 untuk dibandingkan dengan tegangan referensi. Tegangan referensi disesuaikan menggunakan potensiometer (RV) untuk menentukan ambang batas suhu. Pada detektor non-inverting, jika suhu melebihi 30°C, tegangan keluaran menjadi tinggi (logika "1"). Sebaliknya, pada detektor inverting, jika suhu di bawah 25°C, tegangan keluaran juga menjadi tinggi (logika "1"). Kedua keluaran ini akan digunakan sebagai sinyal kontrol untuk mengaktifkan pemanas atau pendingin.

    Sensor kelembapan berfungsi dengan menghasilkan tegangan keluaran yang bergantung pada tingkat kelembapan di lingkungan sekitar. Tegangan ini diteruskan ke dua detektor LM741. Detektor non-inverting dirancang untuk mendeteksi kelembapan di bawah 60%, menghasilkan keluaran tinggi saat kondisi ini terpenuhi. Sebaliknya, detektor inverting mendeteksi kelembapan di atas 80% dan menghasilkan keluaran tinggi saat kondisi tersebut tercapai. Aliran arus dari kedua sensor ke detektor memastikan bahwa kelembapan dan suhu dapat diukur secara bersamaan.

    Keluaran dari masing-masing detektor diteruskan ke encoder, yang berfungsi menggabungkan sinyal logika dari detektor suhu dan kelembapan. Encoder akan mengaktifkan motor pendingin jika suhu lebih dari 27°C dan kelembapan kurang dari 60% dengan mengirimkan sinyal logika yang sesuai. Sebaliknya, jika suhu kurang dari 21°C dan kelembapan lebih dari 80%, encoder mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan motor pemanas. Aliran arus dari encoder ke motor memastikan perangkat yang sesuai diaktifkan berdasarkan kondisi lingkungan.

    Rangkaian ini memanfaatkan suplai daya +5V untuk sensor LM35 dan ±9V untuk op-amp LM741, memastikan stabilitas operasional. Tegangan dari sensor suhu dan kelembapan dialirkan ke input non-inverting atau inverting pada op-amp melalui resistor. Potensiometer digunakan untuk membagi tegangan suplai, menciptakan nilai referensi yang dapat diatur. Jika tegangan keluaran sensor melebihi atau kurang dari nilai referensi, op-amp menghasilkan tegangan keluaran tinggi untuk mengontrol perangkat.


    Pada tahap akhir, aliran arus dari detektor diarahkan ke motor yang mengoperasikan perangkat pendingin atau pemanas. Motor pendingin aktif ketika suhu tinggi dan kelembapan rendah, sedangkan motor pemanas aktif ketika suhu rendah dan kelembapan tinggi. Rangkaian ini dilengkapi indikator visual untuk menampilkan status operasi, seperti pendingin aktif atau jendela terbuka. Dengan prinsip kerja tersebut, rangkaian mampu secara otomatis mengatur suhu dan kelembapan guna menjaga kenyamanan ruangan..



        

    1 Sensor 2 output

        


    Rangkaian ini memanfaatkan sensor Load Cell (LC1) untuk mengukur berat suatu benda, seperti durian. Saat beban ditempatkan pada Load Cell, sensor menghasilkan sinyal tegangan kecil yang sebanding dengan berat benda tersebut. Tegangan ini diperkuat oleh amplifier non-inverting berbasis op-amp U13 (UA741). Tegangan keluaran amplifier dihitung menggunakan rumus: Vo = (1 + RF/R1) × Vin, di mana RF dan R1 adalah resistor umpan balik yang menentukan faktor penguatan.

    Tegangan keluaran amplifier selanjutnya dialirkan ke input inverting op-amp, yang berfungsi sebagai detektor. Op-amp ini membandingkan tegangan dari Load Cell dengan tegangan referensi yang diatur melalui potensiometer RV. Jika berat benda melebihi ambang batas (misalnya, 30 satuan berat), tegangan pada input inverting akan melampaui tegangan referensi, menghasilkan sinyal keluaran tinggi (logika "1") dari op-amp.

    Sinyal dari op-amp diteruskan ke basis transistor (BC547) melalui resistor bias RB. Ketika tegangan basis-emitor (Vbe) transistor mencapai ambang 0,6V, transistor menjadi aktif (saturasi), memungkinkan arus mengalir dari kolektor ke emitor. Aktivasi transistor ini menyalakan relay RL, yang terhubung ke motor penggerak dan lampu indikator (LED hijau, D7). Motor mulai bekerja untuk memindahkan benda (durian), sementara lampu indikator menyala sebagai penanda bahwa proses sedang berlangsung.

    Sumber daya untuk motor dan lampu indikator disuplai melalui relay, yang hanya diaktifkan oleh arus dari transistor saat berat benda mencapai atau melebihi ambang batas yang telah ditentukan. Dengan mekanisme ini, rangkaian memastikan motor hanya beroperasi ketika dibutuhkan, menjadikan sistem lebih efisien dan sepenuhnya otomatis.

    Pada rangkaian yang terhubung dengan sensor gas, proses aliran arus dimulai dari sensor gas CO2, yang mendeteksi konsentrasi gas CO2 di sekitarnya. Sensor ini mengubah konsentrasi gas menjadi sinyal tegangan analog yang sesuai dengan gas yang terdeteksi. Tegangan keluaran ini diteruskan ke komparator berbasis op-amp, di mana tegangan keluaran sensor dibandingkan dengan tegangan referensi yang disetel melalui potensiometer RV5. Jika tegangan keluaran sensor lebih besar dari tegangan referensi, op-amp menghasilkan logika tinggi pada outputnya, menandakan bahwa konsentrasi gas telah melebihi ambang batas yang ditentukan. Sinyal logika tinggi dari op-amp diteruskan ke basis transistor  melalui resistor. Ketika tegangan pada basis transistor mencapai ambang 0,6V, transistor masuk ke mode saturasi, sehingga arus dapat mengalir dari kolektor ke emitor. Hal ini memungkinkan arus mengalir melalui kumparan relay, sehingga relay menghubungkan sumber daya ke motor penggerak dan lampu indikator. Motor penggerak kemudian mulai beroperasi, menjalankan tindakan pemberian bakteri asam asetat. Lampu indikator (D7) menyala untuk memberikan tanda bahwa sistem fermentasi berfungsi. Dengan demikian, rangkaian ini memastikan motor hanya menyala ketika konsentrasi Alkohol tercapai dan gas CO2 telah menurun melebihi ambang batas, memungkinkan pengoperasian yang efisien dan aman dalam kondisi darurat.



    Pada rangkaian yang terhubung dengan sensor o2, proses aliran arus dimulai dari sensor O2, yang mendeteksi konsentrasi gas O2 di sekitarnya. Sensor ini mengubah konsentrasi gas menjadi sinyal tegangan analog yang sesuai dengan gas yang terdeteksi. Tegangan keluaran ini diteruskan ke komparator berbasis op-amp, di mana tegangan keluaran sensor dibandingkan dengan tegangan referensi yang disetel melalui potensiometer RV5. Jika tegangan keluaran sensor lebih besar dari tegangan referensi, op-amp menghasilkan logika tinggi pada outputnya, menandakan bahwa konsentrasi gas telah melebihi ambang batas yang ditentukan. Sinyal logika tinggi dari op-amp diteruskan ke basis transistor  melalui resistor. Ketika tegangan pada basis transistor mencapai ambang 0,6V, transistor masuk ke mode saturasi, sehingga arus dapat mengalir dari kolektor ke emitor. Hal ini memungkinkan arus mengalir melalui kumparan relay, sehingga relay menghubungka




    Pada rangkaian yang dimodifikasi untuk terhubung dengan sensor gas, proses aliran arus dimulai dari sensor gas, seperti MQ-series, yang mendeteksi konsentrasi gas di sekitarnya. Sensor ini mengubah konsentrasi gas menjadi sinyal tegangan analog yang bervariasi sesuai dengan tingkat gas yang terdeteksi. Sinyal tegangan tersebut kemudian diperkuat oleh amplifier non-inverting berbasis op-amp (U13), dengan penguatan yang ditentukan oleh konfigurasi resistor RF dan R1. Tegangan keluaran amplifier ini menjadi lebih besar dan proporsional terhadap konsentrasi gas. Tegangan keluaran dari amplifier selanjutnya diteruskan ke komparator berbasis op-amp (U14), di mana tegangan keluaran sensor dibandingkan dengan tegangan referensi yang disetel melalui potensiometer RV5. Jika tegangan keluaran sensor lebih besar dari tegangan referensi, op-amp menghasilkan logika tinggi pada outputnya, menandakan bahwa konsentrasi gas telah melebihi ambang batas yang ditentukan. Sinyal logika tinggi dari op-amp diteruskan ke basis transistor Q3 (BC547) melalui resistor RB2. Ketika tegangan pada basis transistor mencapai ambang 0,6V, transistor masuk ke mode saturasi, sehingga arus dapat mengalir dari kolektor ke emitor. Hal ini memungkinkan arus mengalir melalui kumparan relay RL3, sehingga relay menghubungkan sumber daya ke motor penggerak dan lampu indikator. Motor penggerak kemudian mulai beroperasi, menjalankan tindakan tertentu seperti mengaktifkan sistem ventilasi atau alat pengaman lainnya. Lampu indikator (D7) menyala untuk memberikan tanda bahwa sistem aktif dan berfungsi. Dengan demikian, rangkaian ini memastikan motor hanya menyala ketika konsentrasi gas melebihi ambang batas, memungkinkan pengoperasian yang efisien dan aman dalam kondisi darurat.





    • Video


    • Video teori








    6. Download File [kembali]



























    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Cover